British Pop, Sebuah Oase di Tengah Padang Tandus

Genre musik British Pop adalah musik yang bernuansa tenang namun terkadang tidak terlalu santai, genre yang lahir pada tahun 90-an ini memiliki bebera

 


Genre musik British Pop adalah musik yang bernuansa tenang namun terkadang tidak terlalu santai, genre yang lahir pada tahun 90-an ini memiliki beberapa ciri khas yang terdengar unik, seperti alunan yang mendayu-dayu dan tampak sederhana. Sama halnya British Rock, genre ini mengusung budaya mereka sendiri sebagai ciri khas. Setelah meleburnya masa British Rock, munculnya British Pop ini sebagai obat bagi para perindu musik dengan corak British yang sebelumnya mampu membius mereka.


Hal yang menarik dari musik British Pop sendiri adalah bagaimana musik mereka yang terdengar biasa saja dapat menjadi sesuatu yang eargasm. Beberapa band yang pada awal permulaan munculnya tidak dilirik sama sekali oleh penikmat musik di inggris, dengan begitu mudahnya memikat hati para pendengar untuk mendengarkan musik mereka.


Bicara mengenai musik, Inggris adalah negara yang memiliki pengaruh yang kuat setelah Amerika Serikat. Alasan sekumpulan hipster ini untuk mengusung rasa musik yang baru tak lain adalah untuk menghidupkan kembali era kejayaan musik di inggris, dan tidak lepas dari pengejawantahan budaya mereka melalui musik mereka sendiri.


Lebih jelasnya, mereka mendobrak musik mainstream yang pada saat itu tumbuh sumbur di Daratan Inggris. Mereka ingin membawa virus baru dalam dunia permusikan, dan juga, mereka dengan ini mendeklarasikan diri bahwa sejarah musik negara mereka sebagai yang terbaik dan tidak bisa digantikan.


Sebuah refleksi Kritis Dalam Bermusik


Menurut pandangan saya, dengan beragamnya genre musik membuat kita sedikit terkejut sekaligus takjub. Saya mengenal genre ini sejak sekolah dasar, yang pada saat itu saya sangat terobsesi dengan band-band keren seperti; Radiohead, Oasis, Pulp dan Pink Floyd. Musik mereka secara tidak langsung telah mengubah cara berpikir saya dan juga gaya hidup saya. 


Hingga saat beranjak dewasa, saya merasa bahwa ekslusivisme dalam bermusik dianggap sebagai sesuatu yang normal. Potret ekslusivitas dalam memilih sebuah genre dinilai mampu merepresentasikan identitas seseorang, sehingga setiap orang dinilai memiliki warna musik yang berbeda-beda.


Era kejayaan Inggris dalam memimpin dunia musik yang mampu membius pendengarnya masih menjadi tolak ukur kemampuan mereka dalam mengisi setiap lini masyarakat, bukan lagi terkhusus untuk hipster lagi.